BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah
kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela
keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun
untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan
takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah,
yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Bidan sebagai pekerja
profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan
pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik
pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Kepemimpinan
yang kuat dalam kebidanan sangat penting jika melihat tantangan yang dihadapi profesi. Namun, seperti Jo Coggins menjelaskan, ada
sejumlah hambatan yang harus diatasi dalam rangka untuk memperbaiki ini dan
mendukung komitmen untuk wanita-berpusat perawatan. Bidan telah memfasilitasi suatu budaya
kerja yang mendukung dan proaktif di mana setiap individu didorong untuk secara
teratur menilai dan memperbarui pengetahuan mereka untuk kepentingan praktik
mereka sendiri dan untuk melindungi keselamatan perempuan dan bayi dalam
perawatan mereka.
Selain itu, bidan juga melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam praktek sehari-hari mereka,
meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal itu. Ini termasuk memprioritaskan
kebutuhan perawatan, advokasi pilihan perempuan dan menunjukkan intra dan
antarprofesi bekerja untuk memastikan perbaikan berkesinambungan dalam
perawatan standard. Dalam beberapa tahun terakhir, profesi bidan telah melihat
pengenalan dan bidan spesialis dalam, misalnya, HIV dan diabetes. Mereka juga
menunjukkan keterlibatan dalam masalah-masalah seperti risiko tinggi, manajemen
dan penelitian.
Perkembangan
ini tidak diragukan lagi menuntut keterbukaan untuk berubah dan tingkat
keberanian untuk memenuhi tantangan yang berkaitan dan mengambil resiko yang
diperlukan (Barber, 2000). Dari ini, jelas semua bidan memiliki kemampuan untuk
menjadi agen perubahan dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Ini
bukan untuk mengatakan setiap bidan cocok, atau diharapkan untuk bercita-cita
untuk posisi kepemimpinan klinis. Sebaliknya, Malby (1996) menunjukkan bahwa
sementara semua bidan dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka
melalui pelatihan. Keterbatasan individu akan menentukan sejauh mana ini bisa
efektif. Namun, mereka menunjukkan kemampuan kepemimpinan tertentu, dan yang
ingin mengembangkan ini harus didorong dan diberi kesempatan untuk
melakukannya.
Bidan
dapat mengatasi hambatan dan memastikan profesi mereka dilengkapi dengan para
pemimpin yang efektif, memerlukan upaya kolaborasi (Tucker, 2003). Namun,
para pemimpin yang ada harus mengakui bahwa dalam profesi yang didominasi
perempuan, karir pilihan dan peluang pembangunan harus memfasilitasi kualitas
bawaan biologis perempuan, dan bahwa prioritas bidan individu akan berbeda
(Pashley, 1998). Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi para
bidan, untuk dapat manjadi pemimpin profesional yaitu melalui pembangunan
mereka sendiri sebagai pemimpin, dan sesama orang-orang praktisi yang
berkontribusi dengan mendukung, mentoring dan mendorong rekan-rekan mereka.
Kepemimpinan (leadership) sangat
dibutuhkan oleh bidan dalam menjalankan tugasnya. Dengan sifat kepemimpinan
yang dia miliki dapat membantu dalam mengorganisir suatu daerah wilayah
kerjanya sehingga program-program yang direncanakan dapat terlaksana dengan
baik. Bidan juga harus dapat berperan sebagai
advokator untuk dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadinya perubahan dalam
kebijakan publik secara bertahap maju dan semakin baik terutama dalam bidang kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sifat kepemimpinan secara umum?
2.
Bagaimana sifat
kepemimpinan/ leadership bidan dalam pelayanan kebidanan?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui sifat kepemimpinan secara umum.
2.
Untuk mengetahui sifat
kepemimpinan bidan dalam pelayanan kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
SIFAT-SIFAT
KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
Pemimpin adalah ujung tombak sebuah organisasi, sehingga
kesuksesan atau gagalnya suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin
organisasi itu. Jika organisasi yang berjalan memiliki pemimpin yang baik dan
hebat tentu organisasi itu akan mendapatkan kesuksesan, namun jika pemimpinnya
tidak efektif, maka kegagalan pasti diterima organisasi tersebut.
Untuk itu
diperlukan sosok pemimpin yang pintar dan hebat agar organisasi yang dijalankan
dapat sukses dan berhasil sesuai dengan visi dan misi yang di inginkan. Lalu
bagaimana sifat pemimpin yang sukses, sebenarnya ada banyak sekali kriteria
yang harus dimiliki pemimpin yang sukses, namun pada artikel ini saya akan
uraikan sebagian saja yang saya anggap merupakan sifat terpenting. Berikut
sifat - sifat pemimpin :
- Pemimpin harus mampu memberikan teladan yang baik kepada bawahan atau anggotanya.
- Pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang dianggap sebagai keputusan terbaik.
- Ia harus cepat dan tepat dalam menentukan kebijakan.
- Pemimpin harus berani menjawab.
- Pemimpin sangat dihapkan mampu memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik.
- Seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi kepada anggota yang dipimpinnya.
- Pemimpin yang baik harus mampu bertanggung jawab.
- Dan yang terakhir, menurut saya sikap yang harus ada pada seorang pemimpin adalah sikap yang selalu ingin melayani, bukan hanya ingin dilayani.
Sifat
kepemimpinan menurut para ahli:
·
Menurut kelth davis
1.
Intelegence (inteligensinya tinggi), seorang pemimpin memiliki
intelengensi yang lebih tinggi dari bawahannya.
2.
Social maturity and breadth (kematangan jiwa social), seorang
pemimpin harus mempunyai perasaan/ jiwa yang matang dan memiliki perhatian yang
sangat besar kepada bawahan.
3.
Inner motivation and achievement drives (motivasi terhadap diri dan
hasil),seorang pemimpin mempunyai motivasi kuat didalam dirinya, menjalankan
fungsinya, dan dapat berorientasi pada tugas sehingga tugas dan tanggung jawab
dapat diselesaikan dengan baik.
4.
Human relation attitudes (menjalin hubungan kerja manusiawi),
seorang pemimpin mampu bekerja efektif dengan orang lain dan bawahan,
menghargai orang lain, memerhatikan orang lain.
·
Menurut ki hajar dewantara
1.
Ing ngarso sung tulodo, di muka harus dapat member teladan,melalui
sikap dan perbuatan.
2.
Ing madyo mangunkarso, ditengah membangun prakarsa,harus mampu
membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orag – orang yang
dibimbingnya.
3.
Tut wuri handayani, mengikuti dari belang dengan beribawa,
mendorong bawahan untuk berjalan didepan dan berani bertanggung jawab.
·
RL Khan
1.
Memberikan
kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya.
2.
Menyusun jalur
pencapaian tujuan.
3.
Menghilangkan
hambatan-hambatan pencapaian tujuan.
4.
Mengubah tujuan
karyawan sehuingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris.
·
Menurut
pandangan islam
1.
Siddiq
artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
2.
Fathonah
artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
3.
Amanah
artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4.
Tabligh
artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan
apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.
Sifat Kepemimpinan Dalam Pelayanan
Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan
mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu
menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan yang demikian karena
pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak masa sebelum konsepsi,
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita. Tentu saja
pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang berkualitas, yaitu
kepuasan pelanggan maupunprovider dan pelayanan yang bermutu. Untuk
pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin yang dapat
meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya
dan pelayanan yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi
dan manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8).
Bidan sebagai seorang pemimpin harus:
a.
Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan
kesehatan.
b.
Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat.
c.
Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan
upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di
masyarakat.
d.
Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan
perspektif luas dan kritis.
e.
Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan
praktik kebidanan.
Dalam pelayana kebidanan banyak harapan yang difokuskan oleh
orang yang berbeda dan bekerja sama dalam pelayanan kebidanan dan kepada bidan
itu sendiri. Para pelanggan internal dan eksternal menginginkan bidan dapat
member pelayanan yang berkualitas. Selain keterampilan dan pengetahuan
diperlukan kematangan pribadi bidan dalam member pelayanan karena bidan juga
menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum wanita. Bidan harus menjalankan
tugas dengan tanggung jawab moral karena pelayanan yang diberikan menyangkut
kehidupan ibu dan anak, pencapaian kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga, serta
menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk itu bidan perlu memperhatikan
poin–poin berikut ini untuk mengembangkan kematangan dirinya:
1.
Teliti
2.
Bertanggu jawab
3.
Jujur
4.
Disiplin tinggi
5.
Hubungan
manusia yang efektif
6.
Bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa
7.
Memahami
standar profesi kebidanan
8.
Mengerti asas
dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan
9.
Bekerja
berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan kebidanan.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
Sifat
kepemimpinan yang sukses:
1.
Member semngat
kepada bawahannya dalam melakukan tugas
2.
Menyelesaikan
pekerjaan dan mengembangkan pengikutnya
3.
Menunjukkan
kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan
4.
Memikul
kewajiban dan tanggung jawab
5.
Memperbaiki
kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas
6.
Mendorong para
bawahan untuk lebih maju
7.
Menjadi contoh
bagi para bawahan
8.
Mempunyai
komitmen yang tinggi untuk maju dan disiplin yang tinggi.
9.
Berorientasi
pada tujuan organisasi
10.
Peka terhadap
kebutuhan organisasi
SARAN
Sebagai Bidan sudah
seharusnya memiliki keterampilan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan disertai
dengan kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam
persoalan kesehatan di masyarakat karena bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam
pelayanan maternal dan perinatal. Bidan dalam
melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan
kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes).
DAFTAR PUSTAKA
Fatmanadia. Kepemimpinan Dan Advokasi Dalam Pelayanan Kebidanan. 2012. http://fatmanadia.wordpress.com
Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Simatupang,
Erna Juliana. Manajemen Pelayanan Kebidanan. 2008. Jakarta: EGC