Kamis, 14 November 2013





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, dalam naskah kuno sudah tercatat bidan dari Mesir yang berani ambil resiko membela keselamatan bayi-bayi laki-laki bangsa Yahudi yang diperintahkan oleh Firaun untuk di bunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang berada dalam posisi yang lemah, yang pada zaman modern ini, kita sebut peran advokasi. Bidan sebagai pekerja profesional dalam menjalankan tugas dan prakteknya, bekerja berdasarkan pandangan filosofis yang dianut, keilmuan, metode kerja, standar praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya.
Kepemimpinan yang kuat dalam kebidanan sangat penting jika melihat tantangan yang dihadapi profesi. Namun, seperti Jo Coggins menjelaskan, ada sejumlah hambatan yang harus diatasi dalam rangka untuk memperbaiki ini dan mendukung komitmen untuk wanita-berpusat perawatan. Bidan telah memfasilitasi suatu budaya kerja yang mendukung dan proaktif di mana setiap individu didorong untuk secara teratur menilai dan memperbarui pengetahuan mereka untuk kepentingan praktik mereka sendiri dan untuk melindungi keselamatan perempuan dan bayi dalam perawatan mereka.
Selain itu, bidan juga melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam praktek sehari-hari mereka, meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal itu. Ini termasuk memprioritaskan kebutuhan perawatan, advokasi pilihan perempuan dan menunjukkan intra dan antarprofesi bekerja untuk memastikan perbaikan berkesinambungan dalam perawatan standard. Dalam beberapa tahun terakhir, profesi bidan telah melihat pengenalan dan bidan spesialis dalam, misalnya, HIV dan diabetes. Mereka juga menunjukkan keterlibatan dalam masalah-masalah seperti risiko tinggi, manajemen dan penelitian.
Perkembangan ini tidak diragukan lagi menuntut keterbukaan untuk berubah dan tingkat keberanian untuk memenuhi tantangan yang berkaitan dan mengambil resiko yang diperlukan (Barber, 2000). Dari ini, jelas semua bidan memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Ini bukan untuk mengatakan setiap bidan cocok, atau diharapkan untuk bercita-cita untuk posisi kepemimpinan klinis. Sebaliknya, Malby (1996) menunjukkan bahwa sementara semua bidan dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan mereka melalui pelatihan. Keterbatasan individu akan menentukan sejauh mana ini bisa efektif. Namun, mereka menunjukkan kemampuan kepemimpinan tertentu, dan yang ingin mengembangkan ini harus didorong dan diberi kesempatan untuk melakukannya.
Bidan dapat mengatasi hambatan dan memastikan profesi mereka dilengkapi dengan para pemimpin yang efektif, memerlukan upaya kolaborasi (Tucker, 2003). Namun, para pemimpin yang ada harus mengakui bahwa dalam profesi yang didominasi perempuan, karir pilihan dan peluang pembangunan harus memfasilitasi kualitas bawaan biologis perempuan, dan bahwa prioritas bidan individu akan berbeda (Pashley, 1998). Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi para bidan, untuk dapat manjadi pemimpin profesional yaitu melalui pembangunan mereka sendiri sebagai pemimpin, dan sesama orang-orang praktisi yang berkontribusi dengan mendukung, mentoring dan mendorong rekan-rekan mereka.
Kepemimpinan (leadership) sangat dibutuhkan oleh bidan dalam menjalankan tugasnya. Dengan sifat kepemimpinan yang dia miliki dapat membantu dalam mengorganisir suatu daerah wilayah kerjanya sehingga program-program yang direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Bidan juga harus dapat berperan sebagai advokator untuk dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadinya perubahan dalam kebijakan publik secara bertahap maju dan semakin baik terutama dalam bidang kesehatan.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sifat kepemimpinan secara umum?
2.      Bagaimana sifat kepemimpinan/ leadership bidan dalam pelayanan kebidanan?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sifat kepemimpinan secara umum.
2.      Untuk mengetahui sifat kepemimpinan bidan dalam pelayanan kebidanan



BAB II
PEMBAHASAN
SIFAT-SIFAT KEPEMIMPINAN YANG SUKSES
Pemimpin adalah ujung tombak sebuah organisasi, sehingga kesuksesan atau gagalnya suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin organisasi itu. Jika organisasi yang berjalan memiliki pemimpin yang baik dan hebat tentu organisasi itu akan mendapatkan kesuksesan, namun jika pemimpinnya tidak efektif, maka kegagalan pasti diterima organisasi tersebut.
Untuk itu diperlukan sosok pemimpin yang pintar dan hebat agar organisasi yang dijalankan dapat sukses dan berhasil sesuai dengan visi dan misi yang di inginkan. Lalu bagaimana sifat pemimpin yang sukses, sebenarnya ada banyak sekali kriteria yang harus dimiliki pemimpin yang sukses, namun pada artikel ini saya akan uraikan sebagian saja yang saya anggap merupakan sifat terpenting. Berikut sifat - sifat pemimpin :
  1. Pemimpin harus mampu memberikan teladan yang baik kepada bawahan atau anggotanya.
  2. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan yang dianggap sebagai keputusan terbaik.
  3. Ia harus cepat dan tepat dalam menentukan kebijakan.
  4. Pemimpin harus berani menjawab.
  5. Pemimpin sangat dihapkan mampu memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik.
  6. Seorang pemimpin harus mampu memberikan motivasi kepada anggota yang dipimpinnya.
  7. Pemimpin yang baik harus mampu bertanggung jawab.
  8. Dan yang terakhir, menurut saya sikap yang harus ada pada seorang pemimpin adalah sikap yang selalu ingin melayani, bukan hanya ingin dilayani.
Sifat kepemimpinan menurut para ahli:
·         Menurut kelth davis
1.      Intelegence (inteligensinya tinggi), seorang pemimpin memiliki intelengensi yang lebih tinggi dari bawahannya.
2.      Social maturity and breadth (kematangan jiwa social), seorang pemimpin harus mempunyai perasaan/ jiwa yang matang dan memiliki perhatian yang sangat besar kepada bawahan.
3.      Inner motivation and achievement drives (motivasi terhadap diri dan hasil),seorang pemimpin mempunyai motivasi kuat didalam dirinya, menjalankan fungsinya, dan dapat berorientasi pada tugas sehingga tugas dan tanggung jawab dapat diselesaikan dengan baik.
4.      Human relation attitudes (menjalin hubungan kerja manusiawi), seorang pemimpin mampu bekerja efektif dengan orang lain dan bawahan, menghargai orang lain, memerhatikan orang lain.
·         Menurut ki hajar dewantara
1.      Ing ngarso sung tulodo, di muka harus dapat member teladan,melalui sikap dan perbuatan.
2.      Ing madyo mangunkarso, ditengah membangun prakarsa,harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orag – orang yang dibimbingnya.
3.      Tut wuri handayani, mengikuti dari belang dengan beribawa, mendorong bawahan untuk berjalan didepan dan berani bertanggung jawab.
·         RL Khan
1.      Memberikan kepuasan terhadap kebutuhan langsung para bawahannya.
2.      Menyusun jalur pencapaian tujuan.
3.      Menghilangkan hambatan-hambatan pencapaian tujuan.
4.      Mengubah tujuan karyawan sehuingga tujuan mereka bisa berguna secara organisatoris.
·         Menurut pandangan islam
1.      Siddiq artinya jujur, benar, berintegritas tinggi dan terjaga dari kesalahan
2.      Fathonah artinya jerdas, memiliki intelektualitas tinggi dan professional
3.      Amanah artinya dapat dipercaya, memiliki legitimasi dan akuntabel
4.      Tabligh artinya senantiasa menyammpaikan risalah kebenaran, tidak pernah menyembunyikan apa yang wajib disampaikan, dan komunikatif.






Sifat Kepemimpinan Dalam Pelayanan Kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu menghasilkan generasi bangsa yang cerdas. Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada perempuan sejak masa sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan member hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupunprovider dan pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi dan manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8).
Bidan sebagai seorang pemimpin harus:
a.         Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan kesehatan.
b.         Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di masyarakat.
c.         Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
d.        Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan perspektif luas dan kritis.
e.         Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan praktik kebidanan.
Dalam pelayana kebidanan banyak harapan yang difokuskan oleh orang yang berbeda dan bekerja sama dalam pelayanan kebidanan dan kepada bidan itu sendiri. Para pelanggan internal dan eksternal menginginkan bidan dapat member pelayanan yang berkualitas. Selain keterampilan dan pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan dalam member pelayanan karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum wanita. Bidan harus menjalankan tugas dengan tanggung jawab moral karena pelayanan yang diberikan menyangkut kehidupan ibu dan anak, pencapaian kesejahteraan ibu, anak, dan keluarga, serta menurunkan angka kematian ibu dan anak. Untuk itu bidan perlu memperhatikan poin–poin berikut ini untuk mengembangkan kematangan dirinya:
1.          Teliti
2.          Bertanggu jawab
3.          Jujur
4.          Disiplin tinggi
5.          Hubungan manusia yang efektif
6.          Bertakwa kepada  Tuhan Yang Maha Esa
7.          Memahami standar profesi kebidanan
8.          Mengerti asas dan tujuan penyelenggaraan praktek kebidanan
9.          Bekerja berdasarkan ketentuan dan landasan hukum pelayanan kebidanan.



BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Sifat kepemimpinan yang sukses:
1.      Member semngat kepada bawahannya dalam melakukan tugas
2.      Menyelesaikan pekerjaan dan mengembangkan pengikutnya
3.      Menunjukkan kepada pengikutnya bagaimana menjalankan suatu pekerjaan
4.      Memikul kewajiban dan tanggung jawab
5.      Memperbaiki kegagalan yang terjadi dalam pencapaian tugas
6.      Mendorong para bawahan untuk lebih maju
7.      Menjadi contoh bagi para bawahan
8.      Mempunyai komitmen yang tinggi untuk maju dan disiplin yang tinggi.
9.      Berorientasi pada tujuan organisasi
10.  Peka terhadap kebutuhan organisasi
SARAN
Sebagai Bidan sudah seharusnya memiliki keterampilan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan disertai dengan kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan pihak yang terkait dalam persoalan kesehatan di masyarakat karena bidan merupakan tenaga kesehatan yang memegang peranan penting dalam pelayanan maternal dan perinatal. Bidan dalam melaksanakan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada kemampuan dan kewenangan yang diatur melalui Peraturan Menteri Kesehatan (permenkes).


DAFTAR PUSTAKA

Fatmanadia. Kepemimpinan Dan Advokasi Dalam Pelayanan Kebidanan. 2012.  http://fatmanadia.wordpress.com
Notoatmojo,soekijo. 1990. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Simatupang, Erna Juliana. Manajemen Pelayanan Kebidanan. 2008. Jakarta: EGC