Sabtu, 11 Januari 2014



PERAWATAN BAYI BARU LAHIR

1.1   Latar Belakang
Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentuan status kesehatan. Kematian bayi dan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi dimana cakupan pelayanan kesehatan terutama jumlah ibu hamil, ibu melahirkan dan pasca persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah, sehingga ketrampilan tenaga kesehatan perlu untuk selalu ditingkatkan.
Dari hasil penelitian tentang kematian bayi menunjukka bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi pada periode neonatal ( bulan pertama kehidupan ). Penanganan yang kurang baik pada bayi baru lahir bisa menyebabkan kelainan dan kecacatan seumur hidup bahkan menimbulkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi baru lahir  dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan hipotermi atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan perawatan pada bayi, serta melalui upaya pembinaan kesehatan anak yang mencakup kebutuhan primer anak sejak dalam kandungan sampai remaja dengan mengkaji pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian makanan bergizi, asuhan keperawatan mulai dari bayi sampai remaja.
Bidan mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar dalam bidang kesehatan ibu dan anak, Bidan ikut berperan dalam menurunkan angka kematian bayi dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu bersalin dan melakukan pemeriksaan dan perawatan bayi.

1.2 Tujuan
a.      Diharapkan mahasiswa mempunyai pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi usia 6 minggu pertama lahir.
b.      Diharapkan mahasiswa mampu menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta menambah informasi bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Peran Bidan pada Bayi Sehat
Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses tersebut. Peran bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai sejak bayi meninggalkan ruang bersalin.
Dalam praktiknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner, yakni perawat anak, perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bidan bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu dan bayi dalam melewati 6 minggu pertama kelahiran.
Pengawasan yang dilakukan terhadap bayi, antara lain sebagai berikut :
·      Semua BBL sebaiknya mendapatkan minimal 2 kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit atau sebelum bidan pulang ( jika lahir dirumah )
·       Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaanscreening berhubungan dengan kelahiran.
·      Pemeriksaan kedua lebih komferensif,termasuk usia dan riwayat kehamilan.
·      Jika BBL pulang dalam waktu 6-12 jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari setelah lahir.
·      Jika BBL tinggal dirumah sakit sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat di tunda sampai usia bayi 10-14 hari.
Tujuan kunjungan BBL ialah:
1.   Mengidentifikasi gejala semua penyakit,
2.   Menawarkan tindakan screening metabolic,
3.   Memberikan KIE kepada orang tua.
·      Hendaknya dipoliklinik anak disediakan ruang tunggu kusus,agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit.
·      Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan screening metabolic, apabila sebelumnya belum dilakukan,untuk mengetahui adanya hipotiroidism congenital dan kadar penilketonoria, serta penyakit metabolik.
·      Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi.
·      Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24 jam setelahbayi mendapatkan nutrisi.
·      Bidan harus mempunyai perencanaan untuk melakukan kunjungan BBL, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi.
·      Bidan juga harus mengamati dan menanyakan pada orang tua dalam beradaptasi terhadap kelahiran bayi.
·      Sebaiknya bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, bab, bak dan lain-lain.
·      Pada saat melakukan kunjungan ulang bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
·      Bidan harus membuat jadwal kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergensi yang memerlukan perawatan dari dokter spesialis anak.

2.2  Bonding Attachment
A.     Pengertian Bonding Attachment
Kelahiran adalah sebuah momen yang dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat, memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Masa tenang diperoleh ibu setelah melahirkan pada saat ibu merasa rileks. Masa tenang ini memberikan peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang BBL telah mempunyai banyak kemampuan,yakni bayi dapat mencium, merasa, mendengar, dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadap suhu dan sentuhan. Selama satu jam pertama setelah lahir, bayi sangat waspada dan siap untuk mempelajari dunia barunya.
Bonding attachment dapat dimulai pada saat persalinan memasuki kala IV, dengan cara diadakan kontak antara ibu-ayah-anak yang berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton(1978), Bonding merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak pada saat pertama kali bertemu. Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu dengan individu lain. Menurut Nelson dan May (1996), Attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut Klaus, Kenell (1992), Bonding Attachment bersifat unik, spesifik dan bertahan lama. Menurut SAXTON and PELIKAN (1996), Bonding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi (kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir, sedangkan Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. Menurut Maternal Neonatal Health, Bonding Attachment adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada saat persalinan kala III sampai denggan postpartum.
Prakondisi yang mempengaruhi ikatan/bonding menurut Merce (1996) adalah kesehatan emosional orang tua, sistem dukungan social yang meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga, suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten, kedekatan orang tua dengan bayi, serta kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin) yang kompeten, kedekatan orang tua dengan bayi, serta kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin).
B.      Tahap-Tahap Bonding Attachment
Berikut ini tahap-tahap terjadinya ikatan batin (bonding attachment) antara orang tua dan bayi :
1.   Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya. Menurut Klaus Kenell (1982), perkenalan ini merupakan bagian penting dari terbentuknya sebuah ikatan.
2.   Bonding (keterikatan)
3.   Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain



C.      Element-Element Bonding Attachment
1.      Sentuhan
Sentuhan atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali BBL dengan cara mengeksploritasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hamper sama, yakni mengasuh mulaimengeksplorasi jari tangan kebagian kepala dan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963; Klaus, Kenell 1982; dan Tulman, 1985). Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
2.      Kontak Mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya (Klaus and Kenell, 1982)
3.      Suara
Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga  penting dilakukan. Orangtua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orangtua mereka saat orangtua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4.      Aroma
Perilaku lain yang terjaring antara orangtua dan bayi ialah respon terhadap aroma/bau masing-masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry 1983). Sementara itu bayi belajardengan cepat untuk membedakan aroma susu ibuny (Stainto, 1985)
5.      Hiburan
BBL bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendang kaki, seperti sedang berdangsa mengikuti nada suara orangtuanya. Hiburn ini terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi member umpan balik positif kepada orangtua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6.      Bioritme
Anak yang belum  lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas BBL membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan member kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interksi social dan kesempatan bayi untuk belajar.
7.      Kontak Dini
Saat ini tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua dan anak. Namun menurut Klaus dan Kenell ada bebeapa keuntungan fisik yang dapat diperoleh dari kontak dini adalah sebagai berikut
a.   Kadar oksitosin dn prolaktin meningkat
b.   Efek mengisap dilakukn sedini mungkin
c.    Pembentukan kekebalan aktif dimulai
d.   Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak
D.     Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bonding Attachment
1.      Bonding Attachment dilakukan dimenit pertama dan jam pertama
2.      Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali
3.      Adanya ikatan baik dan sistematis
4.      Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan
5.      Persiapan (perinatal care-PNC) sebelumnya
6.      Cepat melakukan proses adaptasi
7.      Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam member kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, member rasa nyaman.
8.      Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama
9.      Penekanan pada hal-hal positif
10.  Adanya perawatan maternitas khusus
11.  Libatkan anggota keluarga
12.  Pemberian informasi secara bertahap mengenai bonding attachment
Dampak positif yang diperoleh dari bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, dipercayai, merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi selain itu dapat menumbuhkan sikap social. Hambatan yang biasa ditemui dalm bonding attachment adalah kurangnya sistem dukungan, ibu dan bayi yang berisiko serta kehadiran bayi yang tidak diinginkan.dengan terlambatnya bonding attachment, maka perkembangan tingkah laku anak juga akan terhambat, dan sebaliknya akan tumbuh sikap sikap yang tidak menguntungkan seperti tingkah laku stereotip, social abnormal, kemunduran kemampuan (motorik, kognitif, dan verbal), serta bersifat apatis.

2.3  Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan kematian pada bayi. Berikut tanda-tanda bahaya yang perlu anda perhatikan dalam mengenali kegawat daruratan pada bayi batu lahir :
1.      Bayi Tidak Mau Menyusu
Seperti yang kita ketahui bersama ASI adalah makanan pokok bagi bayi. Jika bayi tidak mau menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan berefek pada kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi lemah dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.
2.      Kejang
Kejang pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi pada saat bayi demam. Jika iya kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan frekuensi dan lamanya kejang.  Kejang kadang adang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Namun, bila Anda melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa terjadi berulang-ulang dan tidak berhenti saat bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan besar dia mengalami kejang. Gejalanya berulang-ulang dalam rupa menguap, mengunyah, mengisap, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda, mata mendelik, dan berkedip.
3.      Lemah
Jika bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan kondisi ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan ataupun infeksi berat.
4.      Sesak Nafas
Frekuensi nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60 kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit maka kita wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada tarikan atau tidak.
5.      Merintih
Bayi belum dapat megungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi merintih terus menerus kendati sudah diberi ASI maka konsultasikan ke dokter atau bidan, bisa jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
6.      Pusar Kemerahan
Tali pusar yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus diperhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi agar tetap kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering.
7.      Demam atau Tubuh Merasa Dingin
Suhu normal bayi berkisar antara 36,50c - 37,50c. Jika kurang atau lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi disekitar membuat bayi anda kehilangan panas tubuh seperti ruang yang dingin atau pakaian yang basah
8.      Mata Bernanah Banyak
Nanah yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu konsultasikan pada dokter atau bidan.

9.      Kulit Terlihat Kuning
Kuning pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada bayi  terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalah hingga telapak tangan dan kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal tersebut.

2.4  Rencana Asuhan pada Bayi Usia 6 Minggu Pertama
A.     Pengumpulan Data Subjektif
1.      Tanykan pada ibu mengenai kondisi kesehatan bayi secara keseluruhan
2.      Tanyakan pada ibu mengenai masalah-masalah yang di alami terutama dalam proses menyusui
3.      Jika ibu sedang menyusui bayinya, amati letak mulut bayi pada putting, posisi menyusui, isapan dan refleks menelan bayi
4.      Apakah ada orang lain yang dapat membantu pekerjaan ibu baru tersebut
5.      Amati keadaan rumah terutama kebersihannya
6.      Amati persediaan makanan dan air
7.      Amati keadaan suasana hati ibu baru
8.      Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya
9.      Tanyakan pada ibu kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan bayi)
10.  Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan ada penambahan berat badan
11.  Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda bahaya
12.  Apakah bayi menyusu dengan benar
13.  Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sehari
14.  Apakah bayi berkemih 6-8 kali sehari
15.  Apakah bayi menderita demam
16.  Apakah bayi tampak waspada pada saa bangun
17.  Apakah matanya mengiuti gerakan ibu

B.      Pengumpulan Data Objektif
1.      Pemeriksaan Fisik
2.      Tinjauan ulang sistem-sistem utama tubuh
a.      Sistem Pernafasan
·         Alveoli-alveoli baru tumbuh hingga beberapa tahun, saluran nafas perifer masih membuka dan sempit. Selain itu membrane mukosa juga mudah rusak dan sensitive terhadap trauma (mudah tersedak dan tidak boleh ada asap rokok orang lain)
·         Dalam keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
b.      Sistem Kardiovaskuler dan Darah
Sirkulasi perifer berjalan lambat, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit
c.       Sistem Ginjal
·         Beban kerja ginjal dimulai sejak lahir.
·         Kemungkinan urin akan tambah keruh dan berwarna merah muda diawal kehidupan bayi sampai adanya peningkatan masukan cairan. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti
d.      Sistem Gastrointestinal
·         Kapasitas lambung sebesar 15-30 cc dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan.
·         Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga muntah susu (gumoh) lazim terjadi
·         Pada saat lahir, keasaman lambung tinggi namun pada hari ke 10 tidak ada asam lambung. Oleh karena itu, bayi rentan terhadap infeksi.
·         Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam
·         Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga bayi kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat.
·         Pada saat makanan segera terjadi peristaltic cepat sehingga masukan makan sering disertai pengosongan lambung
e.      Pengaturan Suhu
·         Bayi merasa rentan terhadap hiportemia karena tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi yang disebabkan oleh belum matangnya hipotalamus
·         Seorang bayi yang mengalami kedinginan dibutuhkan kalori dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya
·         Hipertermi rentan terjadi akibat dekatnya sumber radiasi panas atau dapat juga diakibatkan karena adanya infeksi
f.        Adaptasi Monologi
·         Bayi baru lahir menunjukan kerentanan tinggi trhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa sistem pernapasan dan gastroinstestinal
·         Kemampuan lokasi infeksi lebih renda sehingga infeksi ringan dapat lebih mudah berubah mejadi infeksi umum
·         Terdapat imunoglobin utama yaitu igG, IgA, dan IgM . IgG melewati barrier plasenta sehigga kadarnya sama pada saat lahir. IgA melindungi terhadap infeksi saluran pernapasan, gastroinstesinal,dan mata yang kadarnya mencapai dewasa dalam waktu2 bulan dan ditemukan dalam ASI, IgM mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun
g.      Sistem reproduksi
·         Anak laki laki menghasilkan sperma hingga pubertas
·         Anak perempuan sudah mempunyai ovum
·         Anak perempuan mengalami menstruasi (pseudomenstruasi) atau pembesaran payudara yang terkadang disertai oleh sekresi cairan pada putting pada hari ke-4 atau ke-5, namun hal ini hanya berlangsung sementara
h.      Sistem Muskuloskeletal
Ubun ubun posterior akan menutup pada usia 6-8 minggu


i.        Sistem Neourologi
·         Relative belum matang sebelum lahir
·         Reflek menunjukan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuloskeletal
3.      Pancaindra
a.      Penglihatan
·         Sensitive trhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam dan putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia
·         Jarak focus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya.
·         Pada usia 2 tahun bayi sudah dapat membedakan muka ibunya dengan muka orang lain yang tidak dikenalnya
·         Perhatian pada warna, fariasi, dan kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan
b.      Penciuman
·         Bayi sudah dapat mengenali bau yang menyengat
·         Menyukai bau susu terutama asi
·         Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu dengan bau susu orang lain.
c.       Pengecapan
Bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.
d.      Pendengaran
·         Tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar dan mampu membedakan berbagai suara
·         Diakhir bulan pertama BBL lebih menyukai suara dengan pola yang sama
·         BBL juga lebih menyukai suara ibunya dibandingkan orang lain dan merasa tenang dengan suara-suara bernada rendah
e.      Sentuhan
·         Mudah terlihat dengan reaksi terhadap berbagai refleks
·         Bayi sangat sensitive terhadap sentuhan
·         Merasa senang terhadap kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan, belaian dan gerakan ayun
·         Bereaksi terhadap sentuhan dan refleks genggam karena dapat memperkuat hubungan
C.      Assesment/Analisis Data
Assesment ditegakkan berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif. Assesment yang dapat ditegakkan pada asuhan primer bayi usia 6 minggu pertama antara lain :
1.      Bayi usia 6 minggu pertama dengan kondisi normal
2.      Bayi usia 6 minggu pertama dengan komplikasi tertentu
3.      Bayi usia 6 minggu pertama dengan masalah tertentu
D.     Planning
Planning disusun dan dilaksanakan berdasarkan hasil interpretasi data yang tertulis dalam assessment. Dlam pemberian asuhan primer pada bayi dalam usia 6 minggu pertama, bidan harus melakukan bebrapa pendidikan kesehatan melalui komunikasi informasi dan edukasi, serta konseling. Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan pada perawatan bayi antara lain :
1.      Pemilihan Tempat Tidur
Tempat tidur harus hangat, diletakkan didekat tempat tidur ibu. Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur satu dalam tempat tidur yang sama dapat menyebabkan kematian bayi yang tidak sengaja. Ruang perawatan bayi dibagian kebidan disebuah rumah sakit atau institusi pelaynan kesehatan adalah tempat merawat bayi bermasalah dan bukan tempat yang tempat bayi sehat.
2.      Memandikan Bayi
Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan vernik kaseosa dalam tubuh bayi guna stabilitasi suhu tubuh. Bayi harus tetap dijaga kebersihannya dengan menyekanya secara lembut dan memperhatikan lipatn kulitnya. Sabun dengaan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun pada sistem saraf bayi.
3.      Mengenakan Pakaian Bayi
Penggunaan pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Baju bayi seharusnya tidak membuat bayi berkeringat. Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh bayi. Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas bayi membutuh kan pakaian dalam dan popok.
4.      Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat yang benar pada bayi adalah dengan tidak membubuhkan apapun pada pusar bayi. Menjga pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama.
5.      Perawatan Hidung
Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. Hindari memasukkan gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
6.      Perawatan Mata dan Telinga
Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat ke dalam kanal atau lubang telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam telinga.
7.      Perawatan Kuku
Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali. Kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi .

8.      Kapan Membawa Bayi Keluar Rumah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1 atau 2 jam sehari bila udara baik. Pada saat bayi dibawa keluar rumah gunakan pakaian secukupnya tidak perlu terlalu tebal dan tipis. Bayi harus terbiasa dengan sinar matahari namun hindari pancaran secara langsung dengan matahari dipandangan mata.
9.      Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi dasar imunisasi BCG harus  diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan, imunisasi hepatitis B1 sudah diberikan segera sudah lahir. Imunisasi hepatitis B2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah iminisasi hepatitis B1, yaitu pada usia 1 bulan. Imunisasi polio olral dosis awal telah diberikan setelah lahir, sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi polio oral ke-2 diberikan dengan interval minimal 4 miggu setelah imunisasi polio oral pertama, yaitu usia 1 bulan. Apabila imunisasi polio diderikan dengan inettivatete poliovasine ipv, maka diberikan pada saat bayi berusia 2 bulan nanti.
10.  Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin.
11.  Perawatan Intensif
Bayi Pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan membutuhkan perawatan intensif sesuai dengan komplikasi atau masalah yang menyertai bayi.
12.  Perawatan Lain
Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain, dan pemantauan berat badan. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.









BAB III
PENUTUP

3.1  Kesimpulan
Bidan harus mempunyai perencanaan atau planning untuk melakukan kunjungan BBL meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi.
Bounding attachment ialah ikatan kasih saying antara orang tua dengan bayi.Hambatan dalam pelaksanaan bonding attachment adalah kurangnya support system,ibi dengan risiko kesehatan ,bayi dengan risiko kesehatan ,serta kehadiran bayi yang tidak di inginkan.
Tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu bayi tidak mau menyusu, Kejang, Lemah, Sesak nafas, Merintih, Pusar kemerahan,  Demam atau tubuh merasa dingin, Mata bernanah banyak, Kulit terlihat kuning.
Perawatan fisik pada bayi terdiri dari perawatan tali pusat, perawatan hidung, perawatan mata dan telinga, perawatan kuku, perawatan intensif dan perwatan lainnya.
Bayi membutuhkan perawatan yang intensif pada saat 6 minggu kelahiran guna menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.

3.2  Saran
                  Bagi Petugas atau bidan :
a.      Diharapkan selalu melakukan komunikasi yang baik dengan orang tua yang bersangkutan sebelum melaksanakan seluruh tindakan asuhan.
b.      Diharapkan mampu dan terus meningkatkan ketrampilan dan pengeahuan yang diterapkannn dalam asuhan yang diberikan.
c.       Diharapkan  petugas kesehatan atau bidan dapat dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas.




Daftar Pustaka

Muslihatun, Wafi Nur, 2010.  Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.
Nanny lia dewi, Vivian. 2010.  Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Sichesse.blogspot.com/2012/05/asuhan-kebidanan-bayi-baru-lahir.html

         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar