PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
1.1 Latar
Belakang
Pelayanan
kesehatan maternal dan neonatal merupakan salah satu unsur penentuan status
kesehatan. Kematian bayi dan angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi
dimana cakupan pelayanan kesehatan terutama jumlah ibu hamil, ibu melahirkan
dan pasca persalinan oleh tenaga kesehatan masih rendah, sehingga ketrampilan
tenaga kesehatan perlu untuk selalu ditingkatkan.
Dari hasil
penelitian tentang kematian bayi menunjukka bahwa lebih dari 50 % kematian bayi
terjadi pada periode neonatal ( bulan pertama kehidupan ). Penanganan yang
kurang baik pada bayi baru lahir bisa menyebabkan kelainan dan kecacatan seumur
hidup bahkan menimbulkan kematian. Misalnya sebagai akibat hipotermi pada bayi
baru lahir dapat terjadi cold stress
yang selanjutnya dapat menyebabkan hipotermi atau hipoglikemia dan
mengakibatkan kerusakan otak. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan dan
perawatan pada bayi, serta melalui upaya pembinaan kesehatan anak yang mencakup
kebutuhan primer anak sejak dalam kandungan sampai remaja dengan mengkaji
pertumbuhan dan perkembangan anak, pemberian makanan bergizi, asuhan keperawatan
mulai dari bayi sampai remaja.
Bidan
mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar dalam bidang kesehatan ibu dan
anak, Bidan ikut berperan dalam menurunkan angka kematian bayi dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil, ibu bersalin dan melakukan
pemeriksaan dan perawatan bayi.
1.2 Tujuan
a. Diharapkan mahasiswa mempunyai
pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan Kebidanan Pada Bayi usia 6 minggu
pertama lahir.
b. Diharapkan mahasiswa mampu menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa serta menambah informasi bagi pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Peran
Bidan pada Bayi Sehat
Bulan
pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dan penyesuaian baik untuk orang
tua maupun bayi, oleh karena itu bidan harus dapat memfasilitasi proses
tersebut. Peran bidan pada kehidupan bayi baru lahir 1 bulan pertama dimulai
sejak bayi meninggalkan ruang bersalin.
Dalam
praktiknya, asuhan dilakukan secara multidisipliner, yakni perawat anak,
perawat keluarga dan dokter spesialis anak. Bidan bertugas melanjutkan
perawatan bagi ibu dan bayi dalam melewati 6 minggu pertama kelahiran.
Pengawasan
yang dilakukan terhadap bayi, antara lain sebagai berikut :
· Semua BBL sebaiknya mendapatkan
minimal 2 kali pemeriksaan sebelum meninggalkan rumah bersalin atau rumah sakit
atau sebelum bidan pulang ( jika lahir dirumah )
· Pemeriksaan pertama adalah
pemeriksaanscreening berhubungan dengan kelahiran.
· Pemeriksaan kedua lebih
komferensif,termasuk usia dan riwayat kehamilan.
· Jika BBL pulang dalam waktu 6-12 jam,
bidan harus menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari
setelah lahir.
· Jika BBL tinggal dirumah sakit sampai
48 jam, kunjungan ulang dapat di tunda sampai usia bayi 10-14 hari.
Tujuan kunjungan BBL ialah:
1. Mengidentifikasi gejala semua
penyakit,
2. Menawarkan tindakan screening
metabolic,
3. Memberikan KIE kepada orang tua.
· Hendaknya dipoliklinik anak disediakan
ruang tunggu kusus,agar bayi terlindung dari anak-anak yang sakit.
· Jika orang tua setuju, maka perlu
dilakukan screening metabolic, apabila sebelumnya belum dilakukan,untuk
mengetahui adanya hipotiroidism congenital dan kadar penilketonoria, serta
penyakit metabolik.
· Bidan harus bisa menyiapkan specimen
darah yang dibutuhkan, biasanya diambil dari daerah tumit bayi.
· Pemeriksaan ini akan akurat jika
dilakukan minimal 24 jam setelahbayi mendapatkan nutrisi.
· Bidan harus mempunyai perencanaan
untuk melakukan kunjungan BBL, meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat
persalinan dan tindakan segera pada bayi.
· Bidan juga harus mengamati dan
menanyakan pada orang tua dalam beradaptasi terhadap kelahiran bayi.
· Sebaiknya bidan harus mengkaji riwayat
atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha menangis, bab, bak
dan lain-lain.
· Pada saat melakukan kunjungan ulang
bidan juga harus melakukan pemeriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan
anticipatory guidance pada orang tua.
· Bidan harus membuat jadwal kunjungan
dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta harus melakukan pengkajian
fisik kembali jika ditemukan kondisi emergensi yang memerlukan perawatan dari
dokter spesialis anak.
2.2 Bonding
Attachment
A.
Pengertian Bonding Attachment
Kelahiran adalah sebuah momen yang
dapat membentuk suatu ikatan antara ibu dan bayinya. Saat bayi dilahirkan
adalah saat yang sangat menakjubkan bagi seorang ibu karena ibu dapat melihat,
memegang dan memberikan ASI pada bayinya untuk pertama kali. Masa tenang
diperoleh ibu setelah melahirkan pada saat ibu merasa rileks. Masa tenang ini
memberikan peluang ideal untuk memulai pembentukan ikatan batin. Seorang BBL
telah mempunyai banyak kemampuan,yakni bayi dapat mencium, merasa, mendengar,
dan melihat. Kulit mereka sangat sensitive terhadap suhu dan sentuhan. Selama
satu jam pertama setelah lahir, bayi sangat waspada dan siap untuk mempelajari
dunia barunya.
Bonding attachment dapat dimulai pada
saat persalinan memasuki kala IV, dengan cara diadakan kontak antara
ibu-ayah-anak yang berada dalam ikatan kasih. Menurut Brazelton(1978), Bonding
merupakan suatu ketertarikan mutual pertama antar individu, misalnya antara
orang tua dan anak pada saat pertama kali bertemu. Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang
mengikat individu dengan individu lain. Menurut
Nelson dan May (1996), Attachment
merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya
hubungan emosi dan fisik yang akrab. Menurut
Klaus, Kenell (1992), Bonding
Attachment bersifat unik, spesifik dan bertahan lama. Menurut SAXTON and PELIKAN (1996), Bonding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan afeksi
(kasih sayang) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir, sedangkan Attachment adalah interaksi antara ibu
dan bayi secara spesifik sepanjang waktu. Menurut Maternal Neonatal Health, Bonding Attachment adalah kontak dini
secara langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada
saat persalinan kala III sampai denggan postpartum.
Prakondisi yang mempengaruhi
ikatan/bonding menurut Merce (1996)
adalah kesehatan emosional orang tua, sistem dukungan social yang meliputi
pasangan hidup, teman dan keluarga, suatu tingkat keterampilan dalam
berkomunikasi dan dalam memberi asuhan yang kompeten, kedekatan orang tua
dengan bayi, serta kecocokan orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan
jenis kelamin) yang kompeten, kedekatan orang tua dengan bayi, serta kecocokan
orang tua-bayi (termasuk keadaan, temperamen, dan jenis kelamin).
B.
Tahap-Tahap Bonding Attachment
Berikut ini tahap-tahap terjadinya
ikatan batin (bonding attachment) antara orang tua dan bayi :
1. Perkenalan (acquaintance), dengan
melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah
mengenal bayinya. Menurut Klaus Kenell (1982), perkenalan ini merupakan bagian
penting dari terbentuknya sebuah ikatan.
2. Bonding (keterikatan)
3. Attachment, perasaan sayang yang
mengikat individu dengan individu lain
C.
Element-Element Bonding Attachment
1. Sentuhan
Sentuhan
atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua dan pengasuh lain
sebagai suatu sarana untuk mengenali BBL dengan cara mengeksploritasi tubuh
bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang
hamper sama, yakni mengasuh mulaimengeksplorasi jari tangan kebagian kepala dan
tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk
mengelus badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya (Rubin, 1963; Klaus,
Kenell 1982; dan Tulman, 1985). Gerakan ini dipakai untuk menenangkan bayi.
2. Kontak Mata
Ketika bayi
baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan
bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu
mengatakan dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya (Klaus and Kenell, 1982)
3. Suara
Saling
mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga penting dilakukan. Orangtua menunggu tangisan
pertama bayinya dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling kearah orangtua mereka saat orangtua mereka berbicara dengan suara
bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku
lain yang terjaring antara orangtua dan bayi ialah respon terhadap aroma/bau
masing-masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik
(Porter, Cernoch, Perry 1983). Sementara itu bayi belajardengan cepat untuk
membedakan aroma susu ibuny (Stainto, 1985)
5. Hiburan
BBL
bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka
menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang-nendang kaki, seperti sedang
berdangsa mengikuti nada suara orangtuanya. Hiburn ini terjadi saat anak mulai
berbicara. Irama ini berfungsi member umpan balik positif kepada orangtua dan
menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang
belum lahir atau baru lahir dapat
dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas BBL
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan
member kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi
mengembangkan perilaku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkan interksi
social dan kesempatan bayi untuk belajar.
7. Kontak Dini
Saat ini
tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir
merupakan hal yang penting untuk hubungan orangtua dan anak. Namun menurut
Klaus dan Kenell ada bebeapa keuntungan fisik yang dapat diperoleh dari kontak
dini adalah sebagai berikut
a. Kadar oksitosin dn prolaktin meningkat
b. Efek mengisap dilakukn sedini mungkin
c. Pembentukan kekebalan aktif dimulai
d. Mempercepat proses ikatan antara orang
tua dan anak
D.
Prinsip dan Upaya Meningkatkan Bonding
Attachment
1. Bonding Attachment dilakukan dimenit
pertama dan jam pertama
2. Orang tua merupakan orang yang
menyentuh bayi pertama kali
3. Adanya ikatan baik dan sistematis
4. Orang tua ikut terlibat dalam proses
persalinan
5. Persiapan (perinatal care-PNC)
sebelumnya
6. Cepat melakukan proses adaptasi
7. Kontak sedini mungkin sehingga dapat
membantu dalam member kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, member
rasa nyaman.
8. Tersedianya fasilitas untuk kontak
lebih lama
9. Penekanan pada hal-hal positif
10. Adanya perawatan maternitas khusus
11. Libatkan anggota keluarga
12. Pemberian informasi secara bertahap
mengenai bonding attachment
Dampak positif yang diperoleh dari
bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, diperhatikan, dipercayai,
merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi selain itu dapat menumbuhkan
sikap social. Hambatan yang biasa ditemui dalm bonding attachment adalah
kurangnya sistem dukungan, ibu dan bayi yang berisiko serta kehadiran bayi yang
tidak diinginkan.dengan terlambatnya bonding attachment, maka perkembangan
tingkah laku anak juga akan terhambat, dan sebaliknya akan tumbuh sikap sikap
yang tidak menguntungkan seperti tingkah laku stereotip, social abnormal,
kemunduran kemampuan (motorik, kognitif, dan verbal), serta bersifat apatis.
2.3 Tanda-Tanda
Bahaya Pada Bayi Baru Lahir
Tanda bahaya bayi baru lahir adalah suatu
keadaan atau masalah pada bayi baru lahir yang dapat mengakibatkan kematian
pada bayi. Berikut tanda-tanda bahaya yang perlu anda perhatikan dalam
mengenali kegawat daruratan pada bayi batu lahir :
1. Bayi
Tidak Mau Menyusu
Seperti
yang kita ketahui bersama ASI adalah makanan pokok bagi bayi. Jika bayi tidak
mau menyusu maka asupan nutrisinya akan berkurang dan ini akan berefek pada
kondisi tubuhnya. Biasanya bayi tidak mau menyusu ketika sudah dalam kondisi
lemah dan mungkin justru dalam kondisi dehidrasi berat.
2. Kejang
Kejang
pada bayi memang terkadang terjadi. Yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
kondisi pemicu kejang. Apakah kejang terjadi pada saat bayi demam. Jika iya
kemungkinan kejang dipicu dari demamnya, selalu sediakan obat penurun panas
sesuai dengan dosis anjuran dokter. Jika bayi anda kejang namun tidak dalam
kondisi demam, maka curigai ada masalah lain. Perhatikan frekuensi dan lamanya
kejang. Kejang kadang adang sulit dibedakan dengan gerakan
normal. Namun, bila Anda melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa terjadi
berulang-ulang dan tidak berhenti saat bayi disentuh atau dielus-elus,
kemungkinan besar dia mengalami kejang. Gejalanya berulang-ulang dalam rupa
menguap, mengunyah, mengisap, bola mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh
sepeda, mata mendelik, dan berkedip.
3. Lemah
Jika
bayi terlihat tidak seaktif biasanya, maka waspadalah. Jangan biarkan kondisi
ini berlanjut. Kondisi lemah bisa dipicu dari diare, muntah yang berlebihan
ataupun infeksi berat.
4. Sesak
Nafas
Frekuensi
nafas bayi pada umumnya lebih cepat dari manusia dewasa yaitu sekitar 30-60
kali per menit. Jika bayi bernafas kurang dari 30 kali per menit atau lebih
dari 60 kali per menit maka kita wajib waspada. Lihat dinding dadanya, ada
tarikan atau tidak.
5. Merintih
Bayi
belum dapat megungkapkan apa yang dirasakannya. Ketika bayi merintih terus
menerus kendati sudah diberi ASI maka konsultasikan ke dokter atau bidan, bisa
jadi ada ketidaknyamanan lain yang bayi rasakan.
6. Pusar
Kemerahan
Tali
pusar yang berwarna kemerahan menunjukkan adanya tanda infeksi. Yang harus
diperhatikan saat merawat tali pusat adalah jaga tali pusat bayi agar tetap
kering dan bersih. Bersihkan dengan air hangat dan biarkan kering.
7. Demam
atau Tubuh Merasa Dingin
Suhu
normal bayi berkisar antara 36,50c - 37,50c. Jika kurang
atau lebih perhatikan kondisi sekitar bayi. Apakah kondisi disekitar membuat
bayi anda kehilangan panas tubuh seperti ruang yang dingin atau pakaian yang
basah
8. Mata
Bernanah Banyak
Nanah
yang berlebihan pada mata bayi menunjukkan adanya infeksi yang berasal dari
proses persalinan. Bersihkan mata bayi dengan kapas dan air hangat lalu
konsultasikan pada dokter atau bidan.
9. Kulit
Terlihat Kuning
Kuning
pada bayi biasanya terjadi karena bayi kurang ASI. Namun jika kuning pada
bayi terjadi pada waktu ≤ 24 jam setelah
lahir atau ≥ 14 hari setelah lahir, kuning menjalah hingga telapak tangan dan
kaki bahkan tinja bayi berwarna kuning maka anda harus mengkonsultasikan hal
tersebut.
2.4 Rencana
Asuhan pada Bayi Usia 6 Minggu Pertama
A.
Pengumpulan Data Subjektif
1.
Tanykan
pada ibu mengenai kondisi kesehatan bayi secara keseluruhan
2.
Tanyakan
pada ibu mengenai masalah-masalah yang di alami terutama dalam proses menyusui
3.
Jika
ibu sedang menyusui bayinya, amati letak mulut bayi pada putting, posisi
menyusui, isapan dan refleks menelan bayi
4.
Apakah
ada orang lain yang dapat membantu pekerjaan ibu baru tersebut
5.
Amati
keadaan rumah terutama kebersihannya
6.
Amati
persediaan makanan dan air
7.
Amati
keadaan suasana hati ibu baru
8.
Amati
cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya
9.
Tanyakan
pada ibu kapan bayi tersebut lahir (jika anda tidak menolong persalinan bayi)
10. Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan
ada penambahan berat badan
11. Apakah bayi menunjukkan tanda-tanda
bahaya
12. Apakah bayi menyusu dengan benar
13. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam
sehari
14. Apakah bayi berkemih 6-8 kali sehari
15. Apakah bayi menderita demam
16. Apakah bayi tampak waspada pada saa
bangun
17. Apakah matanya mengiuti gerakan ibu
B.
Pengumpulan Data Objektif
1. Pemeriksaan Fisik
2. Tinjauan ulang sistem-sistem utama
tubuh
a. Sistem Pernafasan
·
Alveoli-alveoli
baru tumbuh hingga beberapa tahun, saluran nafas perifer masih membuka dan
sempit. Selain itu membrane mukosa juga mudah rusak dan sensitive terhadap
trauma (mudah tersedak dan tidak boleh ada asap rokok orang lain)
·
Dalam
keadaan normal tangis bayi terdengar keras dan bernada sedang, jika terjadi
kelainan suara bayi akan terdengar bernada tinggi dan lemah.
b. Sistem Kardiovaskuler dan Darah
Sirkulasi
perifer berjalan lambat, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan
kaki serta perbedaan warna pada kulit
c. Sistem Ginjal
·
Beban
kerja ginjal dimulai sejak lahir.
·
Kemungkinan
urin akan tambah keruh dan berwarna merah muda diawal kehidupan bayi sampai
adanya peningkatan masukan cairan. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang
tidak begitu berarti
d. Sistem Gastrointestinal
·
Kapasitas
lambung sebesar 15-30 cc dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama
kehidupan.
·
Sfingter
kardiak lambung belum matang sehingga muntah susu (gumoh) lazim terjadi
·
Pada
saat lahir, keasaman lambung tinggi namun pada hari ke 10 tidak ada asam
lambung. Oleh karena itu, bayi rentan terhadap infeksi.
·
Waktu
pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam
·
Jumlah
enzim amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak mencukupi sehingga
bayi kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat.
·
Pada
saat makanan segera terjadi peristaltic cepat sehingga masukan makan sering
disertai pengosongan lambung
e. Pengaturan Suhu
·
Bayi
merasa rentan terhadap hiportemia karena tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh
bayi yang disebabkan oleh belum matangnya hipotalamus
·
Seorang
bayi yang mengalami kedinginan dibutuhkan kalori dan oksigen untuk meningkatkan
suhu tubuhnya
·
Hipertermi
rentan terjadi akibat dekatnya sumber radiasi panas atau dapat juga diakibatkan
karena adanya infeksi
f.
Adaptasi
Monologi
·
Bayi
baru lahir menunjukan kerentanan tinggi trhadap infeksi terutama yang masuk
melalui mukosa sistem pernapasan dan gastroinstestinal
·
Kemampuan
lokasi infeksi lebih renda sehingga infeksi ringan dapat lebih mudah berubah
mejadi infeksi umum
·
Terdapat
imunoglobin utama yaitu igG, IgA, dan IgM . IgG melewati barrier plasenta
sehigga kadarnya sama pada saat lahir. IgA melindungi terhadap infeksi saluran
pernapasan, gastroinstesinal,dan mata yang kadarnya mencapai dewasa dalam
waktu2 bulan dan ditemukan dalam ASI, IgM mencapai kadar dewasa pada usia 2
tahun
g. Sistem reproduksi
·
Anak
laki laki menghasilkan sperma hingga pubertas
·
Anak
perempuan sudah mempunyai ovum
·
Anak
perempuan mengalami menstruasi (pseudomenstruasi) atau pembesaran payudara yang
terkadang disertai oleh sekresi cairan pada putting pada hari ke-4 atau ke-5,
namun hal ini hanya berlangsung sementara
h. Sistem Muskuloskeletal
Ubun
ubun posterior akan menutup pada usia 6-8 minggu
i.
Sistem
Neourologi
·
Relative
belum matang sebelum lahir
·
Reflek
menunjukan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem
muskuloskeletal
3. Pancaindra
a. Penglihatan
·
Sensitive
trhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam dan putih yang tercetak
tebal dalam bentuk muka manusia
·
Jarak
focus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah
ibunya.
·
Pada
usia 2 tahun bayi sudah dapat membedakan muka ibunya dengan muka orang lain
yang tidak dikenalnya
·
Perhatian
pada warna, fariasi, dan kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama
kehidupan
b. Penciuman
·
Bayi
sudah dapat mengenali bau yang menyengat
·
Menyukai
bau susu terutama asi
·
Dalam
beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu dengan bau susu orang lain.
c. Pengecapan
Bereaksi
secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada
rasa manis.
d. Pendengaran
·
Tajam
dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar dan mampu membedakan
berbagai suara
·
Diakhir
bulan pertama BBL lebih menyukai suara dengan pola yang sama
·
BBL
juga lebih menyukai suara ibunya dibandingkan orang lain dan merasa tenang
dengan suara-suara bernada rendah
e. Sentuhan
·
Mudah
terlihat dengan reaksi terhadap berbagai refleks
·
Bayi
sangat sensitive terhadap sentuhan
·
Merasa
senang terhadap kontak kulit ke kulit, berendam dalam air, gosokan tangan,
belaian dan gerakan ayun
·
Bereaksi
terhadap sentuhan dan refleks genggam karena dapat memperkuat hubungan
C.
Assesment/Analisis Data
Assesment ditegakkan berdasarkan
pengkajian data subjektif dan objektif. Assesment yang dapat ditegakkan pada
asuhan primer bayi usia 6 minggu pertama antara lain :
1. Bayi usia 6 minggu pertama dengan
kondisi normal
2. Bayi usia 6 minggu pertama dengan
komplikasi tertentu
3. Bayi usia 6 minggu pertama dengan
masalah tertentu
D.
Planning
Planning disusun dan dilaksanakan
berdasarkan hasil interpretasi data yang tertulis dalam assessment. Dlam
pemberian asuhan primer pada bayi dalam usia 6 minggu pertama, bidan harus
melakukan bebrapa pendidikan kesehatan melalui komunikasi informasi dan
edukasi, serta konseling. Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan pada
perawatan bayi antara lain :
1. Pemilihan Tempat Tidur
Tempat tidur
harus hangat, diletakkan didekat tempat tidur ibu. Tempat tidur bayi dan ibu
yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur satu dalam tempat tidur yang sama dapat
menyebabkan kematian bayi yang tidak sengaja. Ruang perawatan bayi dibagian
kebidan disebuah rumah sakit atau institusi pelaynan kesehatan adalah tempat
merawat bayi bermasalah dan bukan tempat yang tempat bayi sehat.
2. Memandikan Bayi
Bayi lebih
baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan
vernik kaseosa dalam tubuh bayi guna stabilitasi suhu tubuh. Bayi harus tetap
dijaga kebersihannya dengan menyekanya secara lembut dan memperhatikan lipatn
kulitnya. Sabun dengaan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap
kulit dan menyebabkan racun pada sistem saraf bayi.
3. Mengenakan Pakaian Bayi
Penggunaan
pakaian bayi bertujuan untuk membuat bayi tetap hangat. Baju bayi seharusnya
tidak membuat bayi berkeringat. Pakaian berlapis-lapis tidak dibutuhkan oleh
bayi. Hindari kain yang menyentuh leher karena bisa mengakibatkan gesekan yang
mengganggu. Selama musim panas bayi membutuh kan pakaian dalam dan popok.
4. Perawatan Tali Pusat
Perawatan
tali pusat yang benar pada bayi adalah dengan tidak membubuhkan apapun pada
pusar bayi. Menjga pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas
pada minggu pertama.
5. Perawatan Hidung
Kotoran bayi
akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. Hindari memasukkan
gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.
6. Perawatan Mata dan Telinga
Telinga
harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan
minyak hangat ke dalam kanal atau lubang telinga karena akan lebih menambah
kotoran dalam telinga.
7. Perawatan Kuku
Jaga kuku
bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap 3 atau 4 hari sekali. Kuku yang
panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi .
8. Kapan Membawa Bayi Keluar Rumah
Bayi harus dibiasakan dibawa keluar selama 1
atau 2 jam sehari bila udara baik. Pada saat bayi dibawa keluar rumah gunakan
pakaian secukupnya tidak perlu terlalu tebal dan tipis. Bayi harus terbiasa
dengan sinar matahari namun hindari pancaran secara langsung dengan matahari
dipandangan mata.
9. Imunisasi
Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah
mendapatkan beberapa imunisasi dasar imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan,
imunisasi hepatitis B1 sudah diberikan segera sudah lahir. Imunisasi hepatitis
B2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah iminisasi hepatitis B1,
yaitu pada usia 1 bulan. Imunisasi polio olral dosis awal telah diberikan
setelah lahir, sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi polio oral ke-2
diberikan dengan interval minimal 4 miggu setelah imunisasi polio oral pertama,
yaitu usia 1 bulan. Apabila imunisasi polio diderikan dengan inettivatete
poliovasine ipv, maka diberikan pada saat bayi berusia 2 bulan nanti.
10. Pemeriksaan
Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan
melakukan pemeriksaan rutin.
11. Perawatan Intensif
Bayi Pada
usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan membutuhkan
perawatan intensif sesuai dengan komplikasi atau masalah yang menyertai bayi.
12. Perawatan Lain
Perawatan
lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain, dan pemantauan berat badan. Bayi
yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan harus mempunyai perencanaan atau
planning untuk melakukan kunjungan BBL meliputi mengkaji ulang riwayat ibu,
riwayat persalinan dan tindakan segera pada bayi.
Bounding attachment ialah ikatan kasih saying
antara orang tua dengan bayi.Hambatan dalam pelaksanaan bonding attachment
adalah kurangnya support system,ibi dengan risiko kesehatan ,bayi dengan risiko
kesehatan ,serta kehadiran bayi yang tidak di inginkan.
Tanda-tanda bahaya pada bayi yaitu bayi tidak
mau menyusu, Kejang, Lemah, Sesak nafas, Merintih, Pusar kemerahan, Demam atau tubuh merasa dingin, Mata bernanah
banyak, Kulit terlihat kuning.
Perawatan fisik pada bayi terdiri dari
perawatan tali pusat, perawatan hidung, perawatan mata dan telinga, perawatan
kuku, perawatan intensif dan perwatan lainnya.
Bayi membutuhkan perawatan yang intensif pada
saat 6 minggu kelahiran guna menunjang pertumbuhan dan perkembangannya.
3.2 Saran
Bagi
Petugas atau bidan :
a. Diharapkan selalu melakukan komunikasi
yang baik dengan orang tua yang bersangkutan sebelum melaksanakan seluruh
tindakan asuhan.
b. Diharapkan mampu dan terus
meningkatkan ketrampilan dan pengeahuan yang diterapkannn dalam asuhan yang
diberikan.
c.
Diharapkan petugas kesehatan atau bidan dapat dapat
memberikan pelayanan yang terbaik dan berkualitas.
Daftar
Pustaka
Muslihatun, Wafi Nur, 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.
Nanny lia dewi, Vivian. 2010. Asuhan
Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika
Sichesse.blogspot.com/2012/05/asuhan-kebidanan-bayi-baru-lahir.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar